Return on Equity adalah Rasio Profitabilitas, Bagaimana Rumusnya?

Return of Equity

ROE atau return on equity adalah rasio profitabilitas yang mampu mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit dari investasi para pemegang saham. Nilai ROE biasanya dinyatakan dalam persen (%). Dengan kata lain, ROE bisa menunjukkan keuntungan yang dihasilkan perusahaan dari 1 Rupiah yang diinvestasikan pemegang saham.

Rumus Perhitungan Return on Equity  (ROE)

Dari masa ke masa, rumus perhitungan ROE tak berubah. Rumusnya ROE = laba bersih setelah pajak/ekuitas para pemegang saham. Misalkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember 2019 menunjukkan bahwa PT. Bagai menghasilkan profit 500 juta Rupiah. sedangkan total ekuitas pemegang saham ada 900 juta Rupiah.

Maka, besaran ROE-nya 55,55%. Secara umum, semakin besar nilai ROE, maka semakin bagus. Sebab besarnya ROE mengindikasikan, bahwa perusahaan mampu mengelola uang dari investor dengan baik. Sebaliknya. Semakin kecil tingkat pengembalian ekuitasnya, maka semakin buruk. Ke depannya barangkali si investor tak lagi tertarik untuk bekerja sama.

Manfaat Adanya Perhitungan ROE

Sebagaimana yang dibahas tadi, bahwa ROE bisa dijadikan indikator terhadap seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan dana investor. Dengan begitu, maka pihak investor juga bisa melacak perkembangan perusahaan dalam mempertahankan tren positif/negatif guna menghasilkan keuntungan. Bila negatif, sekaligus bisa dijadikan warning.

Maksudnya, pihak investor jadi lebih hati-hati ketika hendak menggelontorkan dana lagi untuk perusahaan. Kan percuma kalau hasilnya di luar ekspektasi. Biasanya nilai ROE yang bagus itu mendekati angka 100% atau bahkan di atasnya. Bila ROE-nya kurang dari 10%, tentu investor lebih memilih menginvestasikan dananya ke tabungan deposito.

Mengapa Profit dan Ekuitas Berpengaruh terhadap ROE?

Profit atau laba bersih sejak dulu memang dipakai sebagai ukuran dari kinerja perusahaan. Sebab jika dihitung berdasarkan pendapatan bruto atau kotor, angka-angkanya masih sangat besar sekali dan cenderung bisa dimanipulatif. Sebab penghasilan kotor atau bruto masih memuat pajak dan beban yang dari tahun ke tahun bisa bertambah nilainya.

Sedangkan untuk ekuitas jelas, bahwa nilainya merupakan bagian yang tak bisa diganggu-gugat. Nilai ekuitas dari total rata-rata pemegang saham bisa ditemukan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Neraca tahunan. Adapun untuk jenis-jenis ekuitas antara lain laba yang ditahan, dividen, modal yang disetor, serta ekuitas dalam bentuk saham.

Perbedaan ROE, ROA, dan ROI

Perhitungan ROE dalam praktiknya tidak melibatkan utang atau hanya menghitung berdasarkan perolehan laba bersih. Berbeda dengan ROA atau return on asset yang menjadi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat aset, pendapatan, serta modal saham secara spesifik. Aset tersebut juga termasuk utang di dalamnya.

Jika rumus perhitungan ROE = laba bersih/total pemegang saham, maka ROA = laba bersih x 100% keseluruhan aset. Baik ROA maupun ROE sama-sama bisa dijadikan tolok-ukur terhadap efektivitas kinerja perusahaan dalam mengelola modal/aset milik investor. Semakin besar angkanya, maka semakin bagus dan berdaya tarik bagi para investor.

Bagaimana dengan ROI? ROI atau return on investment adalah rasio yang menunjukkan penggunaan terhadap jumlah aktiva (aset), Biasanya digunakan sebagai ukuran efisiensi manajemen. Dalam bisnis ROI bisa digunakan untuk pijakan dalam mengambil keputusan. Termasuk ketika hendak merekrut tenaga kerja atau mengurangi jumlahnya.

ROI membuat investor jadi mudah dalam membuat keputusan saat beli aset. Perhitungan ROI juga bisa digunakan untuk membuat perbandingan terhadap kompetitor bisnis. Alhasil, investor jadi lebih cermat lagi saat menggelontorkan dana untuk kepentingan proyek atau semacamnya.

Baca juga : 5 Format Laporan Keuangan Perusahaan dalam Pembukuan

Jadi sudah jelas, ya, bahwa return on equity adalah rasio profitabilitas yang bisa dijadikan indikator kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Kendala utamanya rata-rata ketika perusahaan menghasilkan keuntungan yang tidak konsisten. Pengawasan tren keuntungan dari tahun ke tahun jadi agak terganggu.

Sharing is Caring!

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.