Apa Yang Dimaksud Dengan Rapid Test Covid?

rapid test covid

Rapid test Covid merupakan rangkaian skrining awal untuk mengetahui apakah seseorang telah terpapar virus Covid-19 atau belum. Namun, WHO menjelaskan jika pemeriksaan rapid test ini tidak digunakan untuk mendiagnosis Covid-19 secara klinis serta tidak disarankan untuk triase pasien dengan dugaan Covid-19. Rapid test hanya digunakan untuk skrining awal dan hasil pemeriksaan harus tetap dikonfirmasi dengan menggunakan Real Time Recerse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

Rapid test atau yang bisa disebut juga dengan imunokromatografi menjadi salah satu alternatif karena hasilnya bisa diketahui lebih cepat jika dibandingkan dengan test Covid lainnya. Selain itu, biaya untuk menjalankan rapid test ini juga lebih murah. Secara umum, test ini dilakukan pada populasi spesifik dan situasi khusus, seperti pada pelaku perjalanan dan untuk penguatan pelacakan kontak yang terjadi di lapas, panti jompo, panti rehabilitasi, asrama, dan kelompok rentan lainnya.

Cara Kerja Rapid Test Covid

Semakin banyaknya jumlah orang yang sudah terinfeksi, tentu akan menyebabkan anda merasa khawatir dan ingin segera melakukan rapid test covid untuk mencegah terjadinya hal buruk bukan? Namun, sebelum anda melakukan test ini, alangkah lebih baik jika anda memahami tentang seluk beluk pelaksaan rapid test. Selain bisa menambah pengetahuan, anda juga bisa mempersiapkan diri secara matang sebelum melaksanakan test.

Sebenarnya, tidak semua orang diwajibkan untuk melaksanakan rapid test. Test ini biasanya dilakukan oleh seorang yang direkomendasikan oleh petugas kesehatan untuk menjalankannya karena diarasa memiliki beberapa gejala. Namun, rapid test juga bisa dilakukan bagi anda yang sedang memiliki keperluan untuk ke luar kota. Biasanya penyedia jasa transportasi seperti travel, kereta api, maupun pesawat terbang akan memberikan syarat kepada calon penumpangnya untuk melakukan test rapid terlebih dahulu guna mencegah serta memutus rantai penularan virus.

Rapid test dilakukan dengan cara mengambil sample darah untuk melihat antibodi yaitu IgM dan IgG dalam tubuh untuk melawan virus corona. Antibodi ini dibentuk oleh tubuh saat terjadinya paparan virus corona. Jika ditemukan adanya antibodi ini ada di dalam tubuh seseorang, maka artinya orang yang bersangkutan pernah terpapar virus corona. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan rapid test, seperti :

  • Antibodi akan dihasilkan oleh tubuh ketika 8-10 hari setelah adanya gejala sehingga tetap ada kemungkinan hasil test negatif.
  • Saat hasil test menunjukkan positif, bisa jadi itu disebabkan oleh virus lain dan bukan corona, seperti demam berdarah atau virus lainnya.
  • Karena penyebab hasil test positif belum diketahui secara jelas, perlu adanya pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah seseorang tersebut positif virus corona atau bukan.

Ketiga hal yang sudah disebutkan diatas menjadi alasan mengapa rapid test merupakan salah satu test yang memiliki tingkat keakuratan sangat rendah. Beberapa penelitian menyebutkan jika keakuratan rapid test dalam mendeteksi antibodi terhadap virus corona hanya sebesar 18%. Ini berarti, jika ada 100 orang yang mendapatkan hasil negatif, maka hanya 18 orang yang tidak terinfeksi virus. Sedangkan sisanya sebenarnya sudah terinfeksi, namun tidak terdeteksi oleh test ini.

Baca juga : Beda Swab dan PCR? Manakah Yang Lebih Akurat?

Inilah yang menyebabkan rapid test secara tegas tidak disarankan untuk mendiagnosis Covid-19 oleh WHO. Meskipun demikian, WHO tetap memperbolehkan test ini digunakan untuk pemeriksaan epidemiologi. Jadi, untuk anda yang mendapatkan hasil positif ketika menjalani rapid test covid tidak perlu khawatir. Ada test atau pemeriksaan lanjutan, karena bisa jadi hasil yang ditunjukkan bukan disebabkan oleh virus corona.

Sharing is Caring!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *